Contoh Proposal Penelitian Skripsi | Penelitian Kuantitatif - Artikel ini adalah sebagai kelanjutan dari artikel sebelumnya yaitu contoh proposal dan jenis-jenisnya. Proposal penelitian biasanya diajukan oleh mahsiswa dalam rangka penelitian untuk penyusunan skripsi. ada beberapa macam jenis penelitian yang dilakukan meurut metodologi penelitian yang dilakukan yaitu metodologi kuantitatif dan metodologi kualitatif. maka pada kesempatan kali ini saya hanya terpokus pada contoh dan cara memuat proposal peneltian jenis kuantitatif, namun tidak berbicara banyak pada perumusan motodologinya, melainkan hanya pada contoh proposalnya. mungkin pada lain kesempatan saya akan tulis artikel tentang metodologi penelitian kuantitatif maupuan kualitatif secara khusus.
Cara Membuat Proposal Penelitian
![]() |
cara membuat proposl penelitian skripsi |
Cover Proposal penelitian dan halaman judul
Bab I : Terdiri dari Pendahuluan
Sedangkan pendahuluan meliputi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis dan Kegunaan
Bab II yaitu tinjauan pustaka.
Tinjauan pustaka yaitu lebih bermana pada kajian teoritis yang mendasari penelitian, atau kajian dari sisi literatur mengenai teori-teori yang telah ada sebelumnya tentang judul penelitian yang diangkat dan dibahas oleh peneliti untuk di buktikan secara ilmiah apakah teori tersebut telah benar atau sebaliknya apa yang telah diterapkan secara empiris telah berkesuaian dengan teori tersebut.
Bab III metode penelitian
yaitu terdiri dari metode penelitian yang digunakan oleh peneliti untuk melakukan penelitian, biasanya metode penelitian ini sangat tergatung pada materi penelitian yang dipilih untuk diteliti. hasil dari penelitian sangat bergantung dari metode penelitian yang dipilih apakah metode penelitian kualitatif ataukah kuantitatif, dan instrumen-instrumen penelitian yang lain. maka tentu saja efektifitas penelitian juga sangat bergantung kepada metode penelitian, waktu dan tempat penelitian, sarana penelitian, dan peneliti itu sendiri.
Cara membuat proposal penelitian yang terakhir yaitu mencantumkan daftar pustaka
Contoh Proposal Penelitian
Berikut di bawah ini contoh proposal penelitian yang bisa dijadikan acuan dan refrensi untuk membuat proposal penelitian, yang mana proposal penelitian biasanya diajukan oleh mahasiswa kepada dosen pembimbingnya terkait judul dan materi yang akan diteliti maupun seperangkat instrumen atau metode penelitian yang akan digunakan dalam melaksanakan penelitian. Tujuan dari proposal penelitian adalah sebagai langkah awal atau memberikan gambaran umum tentang proses penelitian yang akan dilaksanakan oleh mahasiswa tersebut dengan bimbingan dosen pembimbing untuk mengarahkan mahasiswanya sampai pada penyusunan skripsi.Contoh Pendahuluan Proposal Penelitian
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Negara
Indonesia saat ini sudah banyak dikembangkan berbagai kegiatan budidaya
perairan, mulai dari komoditas air tawar, air payau sampai air laut. Salah satu komoditas air tawar yang banyak
dikembangbiakkan adalah ikan nila (Oreochromis
niloticus). Agustono, Hadi dan Cahyoko (2009), berpendapat
bahwa ikan nila (Oreochromis niloticus) banyak dipilih untuk dikembangkan di Negara
Indonesia karena ikan ini lebih mudah dibudidayakan, mudah berkembang biak,
pertumbuhan cepat, ukuran badan relatif besar, tahan penyakit, mudah
beradaptasi dengan lingkungan, harga relatif terjangkau dan punya nilai gizi
yang cukup sebagai sumber protein hewani.
Salah
satu kendala yang dihadapi pembudidaya intensif ikan nila (Oreochromis niloticus) adalah keterbatasan pakan dalam kualitas
dan kuantitas (Afebrata, Rahmad, Santoso
dan Suparmono, 2014). Pelet lebih sering dipilih oleh
pembudidaya karena dirasa lebih mampu memenuhi kebutuhan gizi ikan
nila (Oreochromis niloticus). Dengan meningkatnya permintaan terhadap pelet komersil maka
permintaan kebutuhan bahan baku seperti tepung ikan yang digunakan sebagai
sumber protein juga meningkat, hal ini berimbas pada melonjaknya harga pakan
pelet komersil. Kenaikan harga pakan mengakibatkan kerugian yang besar pada
pembudidaya, karena biaya yang dialokasikan untuk pakan sekitar 60-70 % dari
seluruh total biaya produksi dan jumlah tersebut merupakan jumlah yang tidak
sedikit (Nasution, 2006).
Dalam
mengatasi tingginya harga pelet, maka saat ini banyak dicari berbagai
alternatif sumber protein lain selain dari tepung ikan agar menghasilkan pakan berkualitas
dengan harga lebih terjangkau, salah satu bahan yang dapat digunakan adalah
tepung maggot. Menurut Setijaningsih (2011), yang dalam penelitiannya
menggunakan maggot hasil limbah kelapa sawit sebagai sumber protein selain dari
tepung ikan yang diujikan pada ikan nila (Oreochromis
niloticus) diketahui dapat memberikan pertumbuhan yang lebih baik
dibandingkan pakan tanpa penggunaan substitusi tepung maggot.
Hal
yang tidak kalah penting dari ketersediaan pakan adalah manajemen pakan. Jumlah
pakan yang diberikan harus sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan ikan budidaya,
tidak kurang dan tidak lebih. Pemberian pakan yang berlebihan jika tidak
termakan oleh ikan dalam waktu yang cukup lama dapat menyebabkan penumpukan
pakan dan pencemaran perairan (Tossin, Sunarto dan Sabariah, 2008). Apabila hal tersebut diabaikan maka pertumbuhan ikan dapat
terganggu bahkan berakibat kematian karena kualitas air yang semakin menurun,
disamping dapat menimbulkan kerugian bagi para pembudidaya akibat banyaknya
ikan yang mati, keadaan yang demikian juga dapat dikatakan sebagai pemborosan
pakan.
B. Rumusan Masalah
Rumusan
masalah yang diangkat dalam penelitian ini diantaranya adalah :
Apakah dengan jumlah pakan yang berbeda dapat
mempengaruhi pertumbuhan ikan nila (Oreochromis
niloticus).
·
Berapa jumlah pakan yang memberikan pengaruh terbaik
terhadap dan pertumbuhan ikan nila (Oreochromis
niloticus).
C. Tujuan
Adapun
tujuan dilakukanya penelitian ini diantaranya yaitu :
· Untuk mengetahui adakah
pengaruh jumlah pakan yang berbeda terhadap pertumbuhan ikan nila (Oreochromis niloticus).
· Agar dapat
mengetahui jumlah pakan yang memberikan pengaruh terbaik terhadap pertumbuhan ikan
nila (Oreochromis niloticus).
D. Hipotesis
Dugaan sementara yang dapat diambil yaitu :
H0 : Jumlah pakan yang berbeda tidak mempengaruhi pertumbuhan ikan
nila (Oreochromis niloticus).
H1 : Jumlah pakan yang berbeda diduga memberikan pengaruh terhadap
pertumbuhan ikan nila (Oreochromis
niloticus).
E. Kegunaan
Kegunaan dari
penelitian ini adalah untuk
meningkatkan keterampilan dalam manajemen pakan, sehingga pakan yang diberikan
sesuai dengan kebutuhan ikan nila (Oreochromis
niloticus).
Contoh Tinjauan Pustaka Proposal Penelitian
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Klasifikasi dan Morfologi Ikan Nila (Oreochromis niloticus)
Bentuk tubuh ikan nila (Oreochromis niloticus) dapat dilihat
pada gambar 1, sedangkan klasifikasi ikan nila (Oreochromis niloticus) menurut Saanin (1984), adalah :
Filum : Chordata
Sub Filum : Vertebrata
Kelas : Ostheichthyes
Sub Kelas : Acanthoptherigii
Ordo :
Percomorphii
Sub Ordo : Percoidea
Famili : Cichlidae
Genus : Oreochromis
Spesies : Oreochromis niloticus
Bentuk
tubuh ikan nila (Oreochromis niloticus)
umumnya panjang dan ramping, dengan sisik yang berukuran besar. Ikan ini
memiliki mata besar, menonjol, dan bagian tepi berwarna putih. Perbandingan
panjang total dan tinggi badan tubuh ikan nila (Oreochromis niloticus) adalah 3:1. Sirip punggung ikan nila (Oreochromis niloticus) memanjang dari
bagian atas tutup insang hingga pada bagian sirip ekor. Terdapat pula sepasang
sirip dada dan sirip ekor yang berukuran lebih kecil. Sirip anus hanya ada satu
buah dan berbentuk agak panjang. Sirip ekor berbentuk bulat dan hanya berjumlah
satu buah (KKP, 2011).
B. Kebiasaan Makan Ikan Nila (Oreochromis niloticus)
Menurut
Amri dan Khairuman (2003), ikan nila (Oreochromis
niloticus) termasuk golongan ikan pemakan segala atau biasa dikatakan
sebagai golongan omnivora, oleh karena itu, ikan nila (Oreochromis niloticus) dapat mengkonsumsi pakan berupa hewan dan
tumbuhan. Pakan larva ikan nila (Oreochromis
niloticus) adalah Zooplankton, sedangkan ikan nila (Oreochromis niloticus) ukuran benih hingga dewasa dapat diberi
makanan tambahan berupa dedak halus, bungkil kelapa, pellet, ampas tahu dan
lain–lain.
Terdapat
keterkaitan antara suhu dan kebiasaan makan ikan nila (Oreochromis niloticus). Saat siang hari ketika intensitas matahari
tinggi dan mengakibatkan suhu perairan meningkat, maka ikan cenderung lebih
agresif pada pakan. Namun ketika suhu perairan rendah misalnya pada saat malam
hari ikan nila (Oreochromis niloticus) menjadi
kurang agresif terhadap pakan (Djarijah, 2002). Jadi dapat diketahui bahwa ikan
nila (Oreochromis niloticus) termasuk
ikan bersifat diurnal, maka dapat ditarik kesimpulan jika pemberian pakan ikan
nila (Oreochromis niloticus) pada
malam hari cenderung tidak efektif.
C. Pakan buatan dan Jumlah Pemberian Pakan
Handajani dan Widodo (2010)
menjelaskan, pakan buatan adalah pakan yang diformulasikan khusus berdasarkan
pertimbangan kebutuhan. Dasar pertimbanganya dengan memperhatikan kebutuhan
nutrisi ikan, kualitas bahan baku pakan dan nilai ekonomisnya. Dengan demikian,
akan didapatkan pakan buatan yang disukai ikan, tidak mudah hancur dalam air
dan aman bagi ikan.
Secara umum jumlah makanan yang
dikonsumsi benih ikan nila (Oreochromis
niloticus) berkisar antara 5-6 % perhari dari bobot tubuhnya. Jumlah
tersebut bukanlah jumlah yang mutlak, karena dapat berubah akibat berbagai
faktor, salah satunya adalah suhu lingkungan (KKP,2011). Suhu perairan dapat
berpengaruh terhadap jumlah makanan yang dikonsumsi, sebab jika suhu meningkat
metabolisme tubuh juga akan meningkat, maka kebutuhan konsumsi makanan ikan nila
(Oreochromis niloticus) juga ikut
naik.
D. Tepung Maggot
Maggot merupakan larva lalat bunga
dari spesies Hermetia illucens (larva
Black Soldier Fly). Maggot dapat
dibudidayakan dengan menggunakan bungkil kelapa sawit terfermentasi sebagai
media tumbuhnya. Maggot juga dapat diperoleh dari tempat pembuangan sampah dan
untuk mendapatkannya tidak memerlukan teknologi tinggi. Tepung maggot dapat
digunakan sebagai salah satu bahan baku alternatif pengganti tepung ikan.
Tepung maggot digunakan karena memiliki nutrisi yang hampir sama dengan tepung
ikan, namun harganya lebih murah dibandingkan tepung ikan, mudah diperoleh, dan
tidak menjadi agen penyakit (Prayogo, 2012).
Menurut Fahmi, Hem dan Subamia (2009),
terdapat beberapa kriteria bahan yang dapat menggantikan tepung ikan, yang
pertama adalah bahan tersedia dalam jumlah banyak dan dapat diproduksi secara
massal. Kedua, pengganti tepung ikan harus memiliki kandungan protein yang
tinggi, sehingga bahan pengganti mampu mengimbangi protein tepung ikan. Sampai
saat ini kandungan protein tepung maggot dilaporkan berkisar antara 45 %-52 %.
E. Kebutuhan Nutrisi Ikan Nila (Oreochromis niloticus)
1. Protein
Protein
menjadi material organik utama dalam jaringan dan tubuh ikan, dengan persentase
antara 18-30 %. Sumber utama protein bagi ikan berasal dari pakan, baik dari
pakan alami maupun pakan buatan. Protein yang diserap digunakan sebagai sumber
energi, perbaikan jaringan yang rusak dan untuk pertumbuhan, oleh karena itu
ketersediaan protein bagi ikan menjadi sangat penting. Apabila pakan yang
tersedia tidak mencukupi kebutuhan protein ikan maka pertumbuhan ikan akan terhambat
bahkan dapat terhenti (Afrianto dan Liviawati, 2005).
Menurut
Widyanti (2009), kebutuhan nutrisi ikan akan terpenuhi dengan adanya pakan.
Komponen pakan yang berkontribusi terhadap penyediaan materi dan energi tumbuh
adalah protein, karbohidrat dan lemak. Ikan air tawar seperti ikan nila (Oreochromis niloticus) umumnya
dapat tumbuh baik dengan pemberian pakan yang mengandung kadar protein 25-35 %.
2. Karbohidrat
Amri
dan Khairuman (2003), mengatakan bahwa karbohidrat adalah sumber energi yang
paling murah dalam pakan ikan jika dibandingkan dengan berbagai sumber energi
lain seperti protein dan lemak. Disamping itu, karbohidrat dapat berfungsi
sebagai perekat dalam pembuatan pakan sehingga pakan bisa bertahan beberapa
lama di dalam air dalam keadaan utuh. Ikan pemakan segala (omnivora) dapat
diberi karbohidrat yang banyak dalam pakannya. Kandungan karbohidrat yang
diperlukan oleh ikan konsumsi termasuk ikan nila (oreochromis niloticus) umumnya berkisar 10 – 50 %.
Afrianto
dan Liviawati (2005) berpendapat bahwa, kebutuhan karbohidrat pada ikan
dipengaruhi oleh kebiasaan makanya. Ikan herbivor membutuhkan pakan dengan
kandungan karbohidrat antara 20-30 %, untuk ikan karnivor membutuhkan
karbohidrat hanya 10-20 % karena daya cernanya relaif rendah.
3. Lemak
Menurut Amri dan
Khairuman (2003), lemak berfungsi sebagai sumber asam lemak dan sumber tenaga
yang sangat penting untuk pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan. Fungsi lemak
juga untuk membantu penyerapan vitamin yang larut dalam minyak, membantu
pembentukan struktur biologis membran, serta mempengaruhi aroma dan tekstur
pakan. Kandungan lemak dalam pakan ikan berkisar antara 4 – 18 %. Kadar lemak
yang berlebihan dalam pakan dapat berpengaruh buruk terhadap kualitas makanan.
Hal ini dikarenakan lemak mudah teroksidasi oleh udara sehingga membuat pakan
menjadi berbau tengik.
Penggunaan
berbagai sumber lemak dalam pakan, baik dari minyak nabati maupun minyak hewani
dapat dimungkinkan selama komposisi asam lemak di dalam pakan sesuai dengan
kebutuhan ikan. Penggunaan lemak patin sebagai sumber asam lemak pada pakan
ikan nila diketahui dapat memperbaiki mutu daging ikan nila apabila ditinjau
dari kepentingan manusia untuk mengkonsumsinya. Hal tersebut terbukti dari
semakin menurunya nilai retensi lemak yang disimpan dalam rongga perut akan
tetapi terjadi peningkatan lemak patin pada ikan (Setiawati, Nuraeni dan
Jusadi, 2007).
4. Vitamin dan
Mineral
Vitamin merupakan
senyawa organik yang dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit, namun vitamin ikut
berperan pada proses pertumbuhan dan untuk menjaga agar semua proses dalam
tubuh ikan tetap berjalan dengan baik. Tubuh ikan tidak dapat memproduksi
vitamin, oleh karena itu untuk memenuhi kebutuhan vitamin tubuh ikan, maka
perlu adanya penambahan vitamin dalam pakan (Afrianto dan Liviawaty, 2005). Menurut
Sachwan (1999), kebutuhan vitamin pada pakan ikan nila (Oreochromis niloticus) berkisar antara 0,5 – 10 %.
Mineral berguna
untuk kegiatan perbaikan dan pertumbuhan jaringan tubuh ikan, selain itu juga
berguna pada proses regulasi. Klasifikasi mineral esensial bagi ikan dibagi
menjadi tiga, yaitu mineral makro yang dibutuhkan dalam jumlah relatif banyak,
mineral mikro yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit dan mineral trace, merupakan
mineral yang fungsinya belum pasti karena kemungkinan dibutuhkan dalam jumlah
sangat sedikit. Ikan nila (Oreochromis
niloticus) memiliki kebutuhan mineral 0,7 % (Handajani dan Widodo, 2010).
F. Kualitas Air
1. Suhu
Salah satu
parameter lingkungan budidaya yang penting adalah suhu karena ikan merupakan
hewan berdarah dingin yang artinya suhu tubuhnya dapat menyesuaikan dengan suhu
lingkungan. Simanjuntak dan Pramana (2013) mengemukakan bahwa suhu suatu
perairan dapat mempengaruhi kehidupan organisme yang di dalamnya. Pengaruh yang
dapat ditimbulkan diantaranya adalah, pengaruh terhadap tingkat viskositas,
konsentrasi oksigen terlarut dalam air dan mempengaruhi konsumsi oksigen
organisme perairan. Tinggi rendahnya nilai suhu suatu perairan biasanya
tergantung pada intensitas matahari dan lama penyinaran matahari.
Setiap
spesies ikan memiliki toleransi suhu yang berbeda-beda. Suhu perairan memiliki
peranan yang sangat penting dalam menentukan pertumbuhan ikan budidaya. Dalam
kegiatan budidaya ikan nila (Oreochromis
niloticus) memiliki kisaran suhu yang baik guna menunjang pertumbuhan
optimalnya. Kisaran suhu perairan yang baik bagi kegiatan budidaya ikan nila (Oreochromis niloticus) adalah 28 oC
– 32 oC (Tatangindatu, Kalesaran dan Rompas, 2013).
2 Derajat
Keasaman (pH)
Apabila nilai
pH suatu perairan rendah, makan hal tersebut merupakan suatu indikasi
terjadinya penurunan kualitas perairan yang kemudian dapat berdampak pada biota
didalamnya. Perubahan yang demikian dapat mengganggu pertumbuhan makhuk hidup
yang ada di dalam perairan, bahkan kemungkinan akan kematian biota juga bisa
saja terjadi (Susana, 2009).
Usaha
pembesaran ikan nila (Oreochromis
niloticus) dapat dilakukan di daerah dengan sumber air tersedia sepanjang
tahun dengan kualitas air tidak terlalu keruh dan tidak tercemar bahan – bahan
kimia beracun. Persyaratan kualitas air yang dibutuhkan adalah pH berkisar
antara 6,5-8,6 (DKP Sulteng, 2013).
3 Oksigen
Terlarut/Dissolved Oxygen (DO)
Apabila dalam
suatu perairan keruh biasanya memiliki DO yang relatif rendah. Hal tersebut
dapat terjadi karena kekeruhan air merupakan akibat dari banyaknya pencemaran
yang masuk dalam suatu perairan, sehingga banyak oksigen yang dibutuhkan untuk
menguraikannya. Namun sebaliknya jika perairan dalam keadaan jernih yang
artinya sinar matahari dapat masuk di kolom air, maka proses fotosintesis dapat
berlangsung dengan baik. Dengan demikian, oksigen terlarut dalam perairan juga
meningkat (Patty, 2013).
DKP
Sulteng (2013) menjelaskan bahwa pada sistem pemeliharaan intensif atau
teknologi maju, pemeliharaan dapat dilakukan di kolam tambak atau air payau
dengan pengairan yang baik. Pergantian air dapat dilakukan sesering mungkin
sesuai dengan tingkat kepadatan ikan. Dalam kegiatan pembesaran ikan nila
persyaratan oksigen terlarut dalam perairan yang optimal adalah lebih dari 5 mg/l.
4 Amoniak
Menurut
Alava (2002), terdapat beberapa dampak dari kegiatan akuakultur terhadap
lingkungan yang berkaitan dengan manajemen pakan. Salah satu dampak yang
ditimbulkan adalah meningkatnya limbah perairan. Limbah kegiatan budidaya dapat
dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu limbah padat seperti sisa pakan dan
feses, kemudian limbah berupa produk ekskresi yang terlarut contohnya adalah
amoniak, urin dan karbondioksida
Untuk Bab III yaitu tentang instrumen penelitian tunggu artikel selanjutnya
Mungkin sampai disini dulu artikel contoh proposal penelitian skripsi yang saya bisa sampaikan, semoga artikel ini bermanfaat sehingga dapat memudahkan anda dalam membuat proposal penelitian yang baik dan benar, terima kasi atas kunjungan anda. selamat berkarya.
Download Contoh Proposal penelitian
Jika anda membutuhkan contoh proposal penelitian yang saya tulis tersebut diatas, saya telah sediakan filenya dalam bentuk ms.word. docx, dan silahkan download contohnya di contoh proposal penelitianMungkin sampai disini dulu artikel contoh proposal penelitian skripsi yang saya bisa sampaikan, semoga artikel ini bermanfaat sehingga dapat memudahkan anda dalam membuat proposal penelitian yang baik dan benar, terima kasi atas kunjungan anda. selamat berkarya.